HANGGUK.COM – Pastinya pembaca setia sudah tidak asing dengan kata Hallyu. Iya, Hallyu atau Korean Wave.
Dalam dua dekade terakhir awal abad ke-21, Korean Wave dengan masif dan cepat menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Korean Wave sudah menjadi tren di kalangan generasi milenial Indonesia. Korean Wave ini mencakup berbagai bidang mulai dari fashion, make-up, skincare, makanan, gaya bicara dan bahasa.
Salah satu Hallyu yang banyak digemari generasi milenial adalah K-Pop. K-Pop adalah jenis musik populer Korea memadukan antara koreografi dengan seni suara. K-Pop ini sudah dimulai sejak tahun 1990an oleh Pemerintah Korea Selatan melalui Kementerian Kebudayaan yang menaungi sebuah departemen khusus K-Pop.
Kesungguhan Pemerintah Korea Selatan bisa dilihat dari upaya mereka membangun dan mempromosikan berbagai tempat mulai dari halte bus, tempat shooting video klip idol grup di tempat terpencil Korea Selatan menjadi objek wisata terkenal.
Dilansir Hangguk.com dari situs Egsa UGM, Indonesia merupakan salah satu rumah bagi para K-Popers atau pecinta K-Pop.
“Pada tahun 2019, Twitter mengumumkan daftar negara yang paling banyak men-tweet terkait artis Kpop sepanjang tahun 2019 dan Indonesia berada pada peringkat 3 setelah Thailand dan Korea Selatan,” kata situs tersebut.
“Sedangkan untuk penayangan video-video K-pop di Youtube berdasarkan negara, Indonesia menempati posisi ke-2 dengan persentase 9.9%,” kata situs tersebut melanjutkan.
“Sementara itu, Korea Selatan berada pada posisi pertama dengan persentase yang tak jauh berbeda dari Indonesia yaitu 10.1%,” ujar situs itu lagi.
Indonesia dengan jumlah penduduknya yang banyak menjadi pangsa pasar besar bagi Hallyu ini. Di satu sisi, menjadi K-Popers tidaklah mudah.
“Kpopers perlu mengeluarkan banyak uang untuk membeli tiket konser, album, merchandise, vote, dan produk yang diiklankan oleh artis kesukaan mereka. Selain itu, mengunjungi Korea Selatan adalah impian bagi para K-popers di mana hal ini tentu berdampak besar bagi sektor pariwisata Korea Selatan,” tutur situs tersebut.
“Sejak dibangunnya hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Korea Selatan pada 1973, Korea Selatan menjadi salah satu negara yang memiliki jumlah investasi terbesar dan tersebar luas di berbagai macam proyek di Indonesia,” tutur situs itu menyambung.
“Keberadaan artis Kpop saat ini banyak mempengaruhi preferensi para milenial dalam beberapa hal. Misalnya semakin maraknya penggunaan produk-produk skincare dan make up Korea, style Korea, konsumsi makanan Korea, dan lainnya,” ujar situs itu menyinggung kebiasaan generasi muda Indonesia yang terpengaruh Hallyu.
Kata-kata dari bahasa Korea yang juga disebut Hangguk sering digunakan sebagian generasi milenial dalam percakapan langsung maupun via media sosial seperti annyeong, saranghae, hyung, dan hwaiting. Di beberapa kota juga terdapat komunitas yang dibentuk untuk menampung para K-Popers.
“Contohnya, NCTzen Yogyakarta yang merupakan tempat berkumpulnya para fans NCT (idol grup) di Yogyakarta. Mereka memiliki kepengurusan yang terstruktur layaknya organisasi pada umumnya dan aktif mengadakan event-event untuk fans NCT,” tutur situs itu menjelaskan.
“Bukan hanya minat penduduk Indonesia untuk mempelajari budaya Korea yang semakin meningkat, penduduk Korea Selatan yang belajar budaya Indonesia pun semakin bertambah. Jamhari (2015) menyebutkan, saat ini bahasa Indonesia menjadi lebih popular dan minat orang yang ingin belajar bahasa Indonesia juga meningkat,” ujar situs itu menambahkan.
“Ada tiga universitas di Korea Selatan yang menawarkan program bahasa Indonesia, yaitu Hankuk University of Foreign Studies (HUFS), Busan University of Foreign Studies (BUFS), dan Universitas Woosong,” ujar situs itu menyambung.
Ini ditambah banyak perusahaan Korea yang berinvestasi di luar negeri, contohnya di Indonesia. Mempelajari bahasa Indonesia untuk orang Korea akan memudahkan mereka bekerja di perusahaan Korea berlokasi di luar negeri.
“Selain itu, banyak artis Korea yang diundang ke acara-acara nasional di Indonesia dan menjadi brand ambassador produk atau perusahaan lokal,” ujar situs itu lagi.
“Indonesia sebagai salah satu negara penyumbang fanbase terbesar membuat artis-artis Korea lebih memperhatikan Indonesia dengan membuat konten-konten budaya Indonesia,” ujar situs itu menyambung.
“Bahkan ada grup bernama Secret Number, idol group wanita pertama yang memiliki anggota/member dari Indonesia,” tutur situs itu menegaskan.
Awal mula munculnya K-Wave atau Hallyu
Bila ditilik lebih jauh, drama TV Korea juga menjadi salah satu bagian dari Hallyu. Tidak hanya Asia Tenggara dengan pangsa besar di Thailand dan Indonesia, negara tetangga Korea seperti Tiongkok dan Jepang terkena imbas dari sebaran Hallyu ini.
Tahun 1997 sebuah drama Korea berjudul What is Love ditayangkan di Tiongkok bertempat di salah satu stasiun televisi terbesar di sana bernama China Central Television (CCTV). Drama Korea itu menempati peringkat kedua sepanjang waktu terkait film impor dari luar di Tiongkok. Dari sanalah pertama kali istilah Hallyu atau Korean Wave muncul.
Hallyu kemudian menyerbu Jepang tahun 2003 ketika drama Winter Sonata ditayangkan di sana via stasiun NHK. Drama itu sangat terkenal, dan Pulau Nami di Chuncheon, tempat film itu dibuat, menjadi destinasi wisata populer bagi turis Jepang.
Dari pertengahan tahun 2000 hingga awal 2010, penyebaran Hallyu didominasi oleh berbagai girl atau boyband seperti Big Bang, Girl’s Generation, dan Kara. Selama periode ini, Hallyu membangun basis penggemar di berbagai belahan dunia termasuk Amerika Latin dan Timur Tengah.
Hallyu yang terbentuk secara solid karena adanya berbagai kultur populer mencakup drama TV dan musik, pengaruhnya melewati berbagai batas negara semenjak awal 2010. Dia menyebar melalui platform semisal YouTube dan media sosial.
Keranjingan publik global terhadap kultur tradisional, sastra, dan bahasa Korea semakin menunjukkan peningkatan signifikan.
Tahun 2020, film Parasite masuk dalam enam nominasi penghargaaan ke-92 Academy Awards. Film ini memenangkan empat penghargaan termasuk Direktur Terbaik dan Gambar Terbaik.
Jumlah organisasi atau komunitas yang terkait dengan Hallyu juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan komunitas Hallyu terjadi 7% setiap tahunnya. Di tahun 2020, komunitas yang berkaitan dengan Hallyu memiliki total anggota mendekati 100 juta orang di seluruh dunia.
Beberapa diantaranya adalah fanbase dari grup BTS (ARMY), dan BLINK, sebutan untuk penggemar girlband Blackpink. Selain itu, tercipta juga komunitas drama, makanan, dan turisme Korea.
Mungkin kita masih mengingat tahun 2012 lalu salah satu artis K-Pop, Psy’s meluncurkan sebuah lagu atraktif berjudul Gangnam Style. Lagu ini secara berturut-turut selama tujuh pekan menduduki peringkat 2 dari Billboard Hot 100. Menariknya, video klip lagu ini mencapai tiga milyar viewers di YouTube!
Selain dari musik, pembaca setia pasti masih ingat film Dae Jang Geum. Film ini menceritakan tentang seorang koki perempuan istana masa Joseon. Film ini tayang di tahun 2003-2004, dan ditonton di lebih 91 negara dunia.
Berikut daftar film Korea yang wajib untuk kamu tonton pembaca setia:
- Swiri (1999)
- Joint Security Area (2000)
- The virgin stripped bare by her bachelors (2000)
- Ching (Friend) (2001)
- My Sassy Girl (2001)
- Failan (2001)
- A tale of two sisters (2002)
- Memories of Murder (2003)
- Silmido (2003)
- Old Boy (2003)
- Spring, Summer, Fall, Winter….and Spring (2004)
- Taeguki (“Korean Flag”) (2004)
- King and the Clown (2005)
- The Host (2006)
- D-War (2007)
- Scandal Makers (2008)
- Haeundae (2009)
- The Man from Nowhere (2010)
- War of the Arrows (2011)
- The Thieves (2012)
- Miracle in Cell No. 7 (2013)
- The Admiral: Roaring Currents (2014)
- Veteran (2015)
- Train to Busan (2016)
- A Taxi Driver (2017)
- Along with the Gods: The Last 49 Days (2018)
- Extreme Job (2019)
- Parasite (2019)^_^