
Korea Selatan memiliki warisan budaya yang kaya dengan berbagai upacara adat yang mencerminkan nilai-nilai sosial dan spiritual yang mendalam. Dari pernikahan, perayaan kelahiran, hingga pemakaman, setiap upacara tidak hanya merupakan ritual, melainkan juga simbol penting yang menghubungkan masyarakat dengan sejarah, leluhur, dan filosofi kehidupan mereka. Dengan demikian, upacara ini memainkan peran kunci dalam mempertahankan tradisi dan nilai-nilai budaya Korea. Artikel ini akan membahas berbagai upacara adat Korea Selatan secara mendetail, termasuk Gwanhonsangje (empat upacara kehidupan), serta pengaruh Konfusianisme dalam struktur sosial Korea.
1. Gwanhonsangje: Empat Upacara Kehidupan yang Penting
Gwanhonsangje (관혼상제) merujuk pada empat upacara penting yang mencakup seluruh siklus kehidupan seseorang, mulai dari kelahiran hingga kematian. Oleh karena itu, setiap upacara ini memiliki makna yang mendalam dan mencerminkan nilai-nilai budaya serta filosofi kehidupan masyarakat Korea. Keempat upacara ini mencerminkan penghormatan terhadap keluarga, leluhur, dan masyarakat sekitar.
a. Gwallye (Upacara Kedewasaan)
Upacara Gwallye adalah tradisi yang menandakan peralihan seseorang dari masa kanak-kanak ke masa kedewasaan. Biasanya, upacara ini dilaksanakan pada usia 15 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita, meskipun saat ini, upacara ini semakin jarang dilakukan.
- Filosofi: Gwallye mengajarkan pentingnya tanggung jawab dalam kehidupan sosial dan spiritual, dan menandai seorang individu siap untuk berperan lebih dalam keluarga dan masyarakat.
- Proses: Biasanya, individu yang bersangkutan mengenakan hanbok, pakaian tradisional Korea, dan menerima nasihat serta bimbingan dari orang tua dan anggota keluarga senior.

Sumber: HelloCation
b. Hollye (Upacara Pernikahan)
Hollye adalah upacara pernikahan tradisional Korea yang penuh dengan simbolisme dan ritual yang mendalam. Meskipun pernikahan tradisional Barat semakin mempengaruhi banyak pasangan, banyak keluarga yang tetap melaksanakan upacara pernikahan tradisional Korea.
- Filosofi: Pernikahan dalam budaya Korea lebih dari sekadar penyatuan dua individu; ini adalah penyatuan dua keluarga dan dua garis keturunan yang harus menjaga keharmonisan.
- Ritual: Pernikahan dimulai dengan keluarga yang bertukar informasi melalui perantara, kemudian dilanjutkan dengan pertukaran horoskop untuk memastikan kecocokan. Selanjutnya, pengantin pria mengenakan pakaian tradisional Korea seperti jeogori dan durumagi, sementara pengantin wanita mengenakan hanbok dengan warna cerah, yang melambangkan kebahagiaan dan keberuntungan.

Sumber: IDN Times
c. Sangrye (Upacara Pemakaman)
Sangrye merupakan upacara pemakaman tradisional yang dilaksanakan untuk menghormati orang yang telah meninggal. Upacara ini mencakup beberapa tahap yang melibatkan proses penyucian jenazah, penguburan, dan penghormatan kepada roh orang yang telah meninggal.
- Filosofi: Dalam budaya Korea, penghormatan kepada orang yang telah meninggal adalah hal yang sangat penting. Proses pemakaman mencerminkan keyakinan bahwa keluarga harus memberikan kedamaian dan tempat yang layak bagi roh orang yang meninggal untuk beristirahat.
- Proses: Setelah membersihkan dan mempersiapkan jenazah, keluarga melaksanakan prosesi menuju tempat pemakaman untuk menempatkan jenazah. Mereka kemudian melanjutkan ritual dengan doa dan persembahan makanan untuk menghormati leluhur. Selanjutnya, tindakan ini menjadi simbol rasa syukur dan doa untuk kemakmuran keluarga yang masih hidup.

Sumber: Antaranews.com
d. Jerye (Upacara Penghormatan kepada Leluhur)
Jerye adalah upacara penghormatan kepada leluhur yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu sepanjang tahun, seperti pada perayaan Chuseok (festival panen) dan Seollal (Tahun Baru Imlek). Selain itu, upacara ini juga menjadi momen penting bagi keluarga untuk berkumpul dan menghormati warisan leluhur mereka.
- Filosofi: Jerye menekankan rasa hormat terhadap leluhur yang telah meninggalkan warisan dan tradisi. Upacara ini mengingatkan masyarakat akan pentingnya melestarikan hubungan antar generasi.
- Proses: Keluarga berkumpul untuk menyediakan makanan dan minuman untuk leluhur mereka. Makanan yang disajikan melambangkan rasa syukur dan harapan untuk berkah bagi keluarga yang masih hidup.

Sumber: Wikipedia
2. Pengaruh Konfusianisme dalam Upacara Adat Korea Selatan
Konfusianisme memainkan peran yang sangat besar dalam membentuk budaya dan struktur sosial Korea Selatan. Ajaran Konfusianisme menekankan pentingnya keluarga, kehormatan terhadap orang tua, dan keseimbangan sosial. Nilai-nilai ini tercermin dalam upacara adat yang dijalankan di Korea, di mana setiap langkah dalam upacara dilakukan dengan penuh kehormatan terhadap leluhur dan masyarakat.
Hierarki Sosial dan Kehormatan
- Kehidupan sosial di Korea Selatan sangat menghargai hirarki dan menghormati yang lebih tua. Dalam setiap upacara, seseorang harus menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua dan senior dalam keluarga.
- Konsep jeong (정), yang berarti ikatan emosional yang mendalam, juga sangat penting dalam tradisi Korea, menunjukkan betapa pentingnya hubungan keluarga dalam kehidupan sosial.
3. Modernisasi Upacara Adat di Korea Selatan
Seiring dengan berkembangnya zaman dan pengaruh globalisasi, banyak upacara adat Korea yang telah mengalami perubahan dan adaptasi untuk menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat modern.
Perkembangan Upacara Pernikahan
- Banyak pasangan muda yang memilih untuk menggabungkan elemen-elemen tradisional dan modern dalam upacara pernikahan mereka. Meskipun demikian, elemen-elemen seperti hanbok dan ritual pertukaran sumpah tetap dipertahankan. Sebagai tambahan, tradisi ini tetap dihormati karena melambangkan komitmen dan keharmonisan dalam pernikahan.
Penerapan Teknologi dalam Upacara
- Beberapa upacara adat kini menggunakan teknologi, seperti video call atau live streaming, untuk memungkinkan keluarga yang jauh ikut serta tanpa harus hadir secara fisik.
Sumber:
Wikipedia – Gwallye
Journal of Korean Studies
Korean Traditional Wedding
The Korea Times – Wedding Rituals
Encyclopedia of Korean Culture
Korean Cultural Heritage Administration
Korean Traditional Ceremonies