HANGGUK.COM – Perjalanan agama Buddha di Korea sangatlah panjang. Sehingga tidak heran menjadi salah satu agama yang memiliki pengikut dengan jumlah signifikan di sana.

Kuil agama Buddha biasanya memiliki satu, tiga, atau lima ruang utama. Selain itu di sana biasanya terdapat patung Buddha atau lukisannya saja.

Pengikut agama Buddha membaca sutra Buddha yang berisi khotbah, nasihat, dan wejangan dari Sang Bodhisatva Avalokitesvara.

Ritual itu lebih baik dilakukan secara individual daripada berjamaah. Festival penting yang ada di kalender tahunan biasanya ketika aktivitas jemaah dalam menyambuat kelahiran Sang Buddha (chopail).

Hal itu terjadi ketika para penganut agama Buddha di sana mengunjungi kuil dalam prosesi upacara lentera sembari menyanyikan mantra dan menggantungkan lentera terbuat dari kertas di rumah dan di sepanjang jalan.

Festival besar lainnya dalam masyarakat agama Buddha di Korea adalah Palgwanhoe atau Festival Delapan Sumpah. Festival ini memperingati dimulainya hari penanaman dan berkaitan dengan masa panen di masyarakat petani Buddha Korea.

Perkembangan dari Buddha Korea

Pendeta Uicheon yang hidup tahun 1055-1101 Masehi terkenal berusaha untuk menjembatani perbedaan antara dua aliran Buddha yang ada di Korea, Son dan Kyo.

Kedua aliran agama Buddha itu menekankan pentingnya kegiatan meditasi dan pengamalan kitab sucinya masing-masing.

Pendeta Jinul yang hidup tahun 1158-1210 lebih berhasil dibandingkan Uicheon menjembatani kedua aliran Buddha tersebut dengan Peribahasa terkenalnya, “Pencerahan secara tiba-tiba diikuti oleh perkembangan yang perlahan”.

Jinul menyatukan dan membuat suatu aliran agama Buddha yang lebih inklusif dan dikenal dengan nama Jogye Buddha.

Aliran Buddha tersebut menjadi agama resmi negara Korea dengan pusatnya di Kuil Sonnqqwwangsa dekat Sunchon.

Dari abad ke-15, Buddha di Korea berangsur tergantikan oleh kebangkitan Neo-Konfusianisme, yang didukung oleh negara.

Jogye Buddha hari ini mendapatkan tempat populer di Korea sebagai salah satu aliran agama Buddha yang ada di sana.

Arsitektur Buddha

Kuil agama Buddha banyak dibangun di sepanjang Semenanjung Korea, namun di abad ke 7 salah satu yang terkenal adalah Miruk di Iksan. Hari ini sudah tidak ada lagi bekas dari bangunan kuil itu.

Kuil tersebut dibangun oleh Raja Baekje bernama Mu, dan menjadikannya kuil Buddha terbesar di Asia Timur serta memiliki dua pagoda dari batu dan satu dari kayu.

Salah satu pagoda batu yang bertahan hingga kini terletak di Kuil Chongnim, Kota Buyo. Pagoda batu di Korea merupakan salah satu ciri khas bangunan pagoda di sana selain Jepang yang terbuat dari kayu, dan Tiongkok yang terbuat dari batu bata merah.

Dilansir Hangguk.com dari Ancient.^_^

Categorized in:

Tagged in: