HANGGUK.COM – Kerajaan Silla adalah satu negara yang berkuasa di bagian tenggara Semenanjung Korea masa Tiga Kerajaan dari abad 1 sebelum Masehi hingga 7 Masehi.
Silla secara konsisten sering berseteru dengan negara tetangga seperti Baekje (Paekche) dan Goguryeo (Koguryo). Tidak lupa dengan Konfederasi Gaya (Kaya).
Ibu Kota Silla berada di Geumseong (Gyeongju), dengan pemerintahan terpusat, hirarki yang ada dalam sistem sosial, dan juga mahkota raja terbuat dari emas menjadikannya objek seni berharga dari masa Asia Timur kuno.
Silla membentuk aliansi dengan Dinasti Tang dari Tiongkok dan kemudian berhasil menaklukkan Semenanjung Korea secara keseluruhan tahun 668. Tiga abad setelahnya mereka memimpin dan berkuasa dengan nama resmi Kerajaan Silla yang Bersatu.
Sumber tradisional Korea menyatakan bahwa Kerajaan Silla ada sejak abad ke 12 sebelum masehi (Ko Silla yang berarti “Silla Tua”). Namun sepertinya data ini kurang akurat sehingga penelitian selanjutnya lebih melihat Silla sebagi entitas politik tersendiri.
Kerajaan Silla pertama kali didirikan ketika suku-suku Jinhan membentuk sebuah konfederasi. Penguasa pertama dari Silla terdeteksi bernama Hyeokgeose (57 SM-4 M).
Menurut kepercayaan waktu itu, dia terlahir dari telur merah ajaib. Dia membangun benteng pertahanan di Saro yang kemudian terkenal dengan nama Geumseong (Kyongju).
Raja pertama Silla diercaya juga sebagai dukun atau pendeta. Hal ini karena dia orang terpilih mengambil peran dalam ritual keagamaan.
Klan dominan yang menguasai Silla waktu itu adalah Pak, Sok, dan Kim. Raja Nulchi (417-458 M) menetapkan ketentuan pewarisan tahta dari ayah ke anak, menggantikan sistem rotasi pewaris tahta antar klan bergiliran.
Semasa pemerintahan Raja Soji (458-500 M), berbagai pos dibangun menghubungkan secara lebih baik berbagai kota yang ada di wilayah Silla.
Nama awal dari Kerajaan Silla adalah Saro. Dikenal juga dengan Seorabol, yang berarti “Tanah Timur”. Nama Silla digunakan masa kekuasaan Raja Beopheung (514-540 M). Ini menandai pemerintahan sentralisasi yang kuat.
Kerajaan Silla sering melakukan peperangan dengan negara tetangganya mulai dari Baekje, Goguryeo, dan Konfederasi Gaya. Hal ini dilakukan untuk merebut hegemoni agar berkuasa secara mutlak di Semenanjung Korea. Dalam hubungan luar negeri, Silla sendiri sering bergonta-ganti aliansi.
Silla dianugerahi bentang alam yang membuatnya terlindung dari serangan musuh. Keliling pegunungan menjadi benteng alam tangguh.
Silla membentuk aliansi dengan Goguryeo untuk menangkal serbuan tentara aliansi Baekje-Jepang tahun 400 M. Setelahnya, ketika Goguryeo berusaha meluaskan wilayah kekuasaannya, Silla dan Baekje membentuk persekutuan jangka panjang antara 433 dan 553.
Disitat Hangguk.com dari Ancient.