HANGGUK.COM – Yeondeunghoe, Festival Lentera Bunga Teratai yang menjadi tradisi rutinan digelar setiap tahun di Korea masuk sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.

Festival ini merupakan perayaan Hari Ulang Tahun Sang Buddha. Masuknya tradisi Korea ini menjadi warisan budaya dunia, menambah daftar Intangible Culture Heritage Negeri Ginseng menjadi 21 buah.

“Dengan senang hati, badan evaluasi merekomendasikan Yeondeunghoe untuk fungsinya sebagai pendorong dialog antara komunitas dan budaya yang mengarah kepada peningkatan kelestarian warisan budaya tak benda secara umumnya,” kata Chung Jae-suk, seorang administrator CHA.

“Saya mengharapkan semangat dialog Yeondeunghoe ini bisa dibagikan secara luas, menawarkan inspirasi untuk menangani konflik antar negara,” kata Chung melanjutkan.

Festival Lentera Bunga Teratai digelar untuk menyambut hari lahir Sang Buddha. Waktunya yakni di hari kedelapan di bulan keempat menurut penanggalan kalender bulan.

Festival itu diselenggarakan dengan prosesi upacara secara agama Buddha, prosesi lentera  menyimbolkan cahaya sang Buddha yang menyinari dunia untuk membebaskannya dari kegelapan dan menjadi tempat adil untuk seluruh makhluk hidup.

Sejarah dari Yeondeunghoe sendiri harus ditarik ke masa 1200 tahun yang lalu. Kemunculannya diperkirakan berawal di masa Samguk Sagi (Sejarah Tiga Negara).

Dalam buku-buku Sejarah di Korea, di bawah pemerintahan Kerajaan Silla yang Bersatu tahun 668-935, Raja Gyeongmun dan Ratu Jinseong mengunjungi Kuil Hwangnyong untuk menghadiri upacara lentera di bulan purnama masing-masing di tahun 866 dan 890.

Tradisi menyalakan Lentera berlanjut di rentang tahun 918-1392 Masehi. Di masa Kerajaan Goryeo ketika agama Buddha berkembang pesat di Semenanjung Korea.

Yeondeunghoe juga mencakup 10 Perintah dari Raja Goryeo, Taejo untuk para penggantinya. Awalnya, upacara ini diselenggarakan ketika bulan penuh atau purnama di bulan pertama atau kedua dalam penanggalan kalender bulan.

Selanjutnya, bergeser menjadi di hari keempat di bulan keempat untuk memperingati hari kelahiran Sang Buddha.

Di masa awal kehadirannya, festival ini hanya diselenggarakan oleh lingkungan kerajaan Goryeo dan Silla yang menganut agama Buddha.

Festival Lentera Bunga Teratai menjadi festival rakyat di masa kekuasaan Kerajaan Joseon dari tahun 1392-1910.

Di era sekarang, peserta festival ini membawa lentera yang memiliki ukuran berbeda-beda ketika parade. Perbedaan bentuk dan ukuran ini memiliki makna tersendiri.

Lentera berbentuk kura-kura melambangkan umur panjang. Lentera berbentuk buah melambangkan kemakmuran dan kesuburan.

Dilansir Hangguk.com dari Koreatimes. ^_^

Categorized in: