Sumber gambar: Ilustrasi virus Covid-19/pixabay
HANGGUK.COM – Korea Selatan memasuki gelombang ketiga penyebaran virus Covid-19.
Oleh karena itu pemerintah setempat bergerak cepat dengan menutup seluruh resor ski dan tempat wisata musim dingin di sana.
Sejak tanggal 24 Desember hingga 3 Januari, pemerintah akan menutup fasilitas ski dan tempat-tempat wisata yang selama ini populer di akhir tahun atau ketika musim dingin tiba.
Pertemuan lebih dari empat orang tidak diizinkan. Pelarangan itu berlaku pertama kali di ibu kota negara, Seoul dan sekitarnya.
Pada Senin 21 Desember 2020 Korea Selatan mencatatkan jumlah kasus kematian tertinggi akibat Covid-19. Senin tengah malam kemarin tercatat 869 kasus baru Covid-19 di negeri ginseng tersebut.
Selama ini Korea Selatan dianggap sukses dalam mitigasi bencana Covid-19. Namun, dengan datangnya gelombang ketiga Covid-19 ini kasus nasional Korea Selatan sampai saat ini mencapai 51.460 infeksi dan tingkat kematian berjumlah 722.
“Pesan yang didesak oleh pemerintah kepada rakyat sudah jelas,” kata Perdana Menteri Korea Selatan, Chung Sye-kyun.
“Kami dengan tulus meminta anda untuk membatalkan semua perjalanan dan pertemuan dan tinggal di rumah selama liburan Natal dan Tahun Baru,” kata Chung lagi.
Sebelumnya diberitakan bahwa pemerintah Korea Selatan melarang dengan tegas jumlah kerumunan yang lebih dari empat orang.
Pemerintah pusat di sana sendiri sudah menolak untuk memberlakukan lockdown, namun otoritas Seoul, Provinsi Gyeonggi, dan Kota Incheon menitahkan membatasi pertemuan dimulai dari 23 Desember hingga 3 Januari.
“Kami tidak dapat mengatasi krisis saat ini tanpa mengurangi infeksi klaster yang menyebar melalui pertemuan pribadi dengan keluarga, teman, dan kolega,” kata pejabat Wali Kota Seoul, Seo Jung-hyu.
“Ini kesempatan terakhir untuk menghentikan penyebaran,” kata Seo Jung-hyu.
Gabungan dua kota dan provinsi itu menyumbang setengah dari kurang lebih 51 juta penduduk Korea Selatan.
Di ibu kota Seoul, infeksi Covid-19 berasal dari beberapa klaster. Diantaranya, 41,4 persen dari restoran, 16,9 persen dari kantor, 15,5 persen dari tempat ibadah, dan 12,3 persen dari fasilitas medis dan panti jompo.
Pemerintah Korea meminta rumah sakit swasta untuk membebas biayakan lebih dari 300 tempat tidur bagi pasien terinfeksi Covid-19. Mereka menganggarkan sekitar 4,5 juta dolar AS atau Rp63,9miliar untuk membayar fasilitas tersebut.
Disitat Hangguk.com dari Antara. ^_^